Selasa, 27 November 2012

Memahami Pembentukan Ikatan Ion

Sahabat belajART - Ikatan ion mempunyai beberapa pengertian yaitu sebagai berikut: 
1. Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara unsur-unsur logam dengan unsur-unsur non logam
2. Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara ion positif/kation dengan ion negative/anion.
3. Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat dari serah terima electron
Senyawa yang terbentuk dari ikatan ion disebut dengan senyawa ion. Contoh beberapa senyawa ion adalah NaCl, CaF2, MgCl2, berbagai jenis garam termasuk juga ke dalam senyawa ion.
Ikatan ion terjadi pada unsur-unsur yang mudah melepaskan electron pada kulit terluar (energi ionsiasi rendah) sehingga membentuk ion positif dan unsur-unsur yang mudah menerima elektron (afinitas electron tinggi) sehingga mementuk ion negatif.

Mari kita pahami lebih dalam pembentukan ikatan ion berdasarkan pengertian-pengertian di atas.

Simak beberapa ikatan yang terjadi antara unsur-unsur berikut:
1. 19K dengan 8O
Konfigurasi:
19K : 2 8 8 1 --> K+ : 2 8 8 + 1e | melepas 1 elektron
8O : 2 6 + 2e --> O2- : 2 8 | menerima 2 elektron
K cenderung melepas 1 elektron membentuk ion K+ sementara O cenderung menerima 2 elektron membentuk O2-. Untuk membentuk senyawa ion yang netral, maka diperlukan 2 ion K+ dan 1 ion O2-(jumlah electron pada kedua ion dibuat sama).
Reaksi:
K --> K+ + 1e | x 2
O + 2e --> O2- | x 1
----------------------- +
2K --> 2K+ + 2e
O + 2e --> O2-
----------------------- +
2K + O --> 2K+ + O2- --> K2O
2. 20Ca dengan 8O
Konfigurasi:
20Ca : 2 8 8 2 --> Ca2+ : 2 8 8 + 2e | melepas 2 elektron
8O : 2 6 + 2e --> O2- : 2 8 | menerima 2 elektron
Reaksi:
Ca --> Ca2+ + 2e
O + 2e --> O2-
----------------------- +
Ca + O --> Ca2+ + O2- --> CaO
3. 13Al dengan 8O
Konfigurasi:
13Al : 2 8 3 --> Al3+ : 2 8 + 3e | melepas 3 elektron
8O : 2 6 + 2e --> O2- : 2 8 | menerima 2 elektron
Reaksi:
Al --> Al3+ + 3e | x 2
O + 2e --> O2- | x 3
----------------------- +
2Al --> 2Al3+ + 6e
3O + 6e --> 3O2-
----------------------- +
2Al + 3O --> 2Al3+ + 3O2- --> Al2O3  
4. 11Na dengan 17Cl
Konfigurasi:
11Na : 2 8 1 --> Na+ : 2 8 + 1e | melepas 1 elektron
17Cl : 2 8 7 + 1e --> Cl- : 2 8 8 | menerima 1 elektron
Reaksi:
Na --> Na+ + 1e
Cl + 1e --> Cl-
----------------------- +
Na + Cl --> Na+ + Cl- --> NaCl
5. 12Mg dengan 17Cl
Konfigurasi:
12Mg : 2 8 2 --> Mg2+ : 2 8 + 2e | melepas 2 elektron
17Cl : 2 8 7 + 1e --> Cl- : 2 8 8 | menerima 1 elektron
Reaksi:
Mg --> Mg2+ + 2e | x 1
Cl + 1e --> Cl- | x 2
----------------------- +
Mg --> Mg2+ + 2e
2Cl + 2e --> 2Cl-
----------------------- +
Mg + 2Cl --> Mg2+ + 2Cl- --> MgCl2  
6. 13Al dengan 17Cl
13Al : 2 8 3 --> Al3+ : 2 8 + 3e | melepas 3 elektron
17Cl : 2 8 7 + 1e --> Cl- : 2 8 8 | menerima 1 elektron
Reaksi:
Al --> Al3+ + 3e | x 1
Cl + 1e --> Cl- | x 3
----------------------- +
Al --> Al3+ + 3e
3Cl + 3e --> 3Cl-
----------------------- +
Al + 3Cl --> Al3+ + 3Cl- --> AlCl3

Dapatkah Anda menyederhakan ikatan ion yang terjadi pada contoh di atas?

Jika Anda perhatikan, unsur-unsur yang saling berikatan merupakan unsur yang berada pada golongan IA (11Na dan 19K), IIA (12Mg dan 20Ca), IIIA (13Al), VIA (8O), dan VIIA (17Cl). Unsur-unsur yang berada pada golongan IA - IIIA lebih mudah untuk melepaskan elekron terluarnya sehingga membentuk ion positif, sedangkan unsur-unsur yang berada pada golongan VIA dan VIIA lebih mudah untuk menerima electron sehingga membentuk ion negative.
Tabel berikut menyajikan senyawa ion yang dihasilkan jika golongan-golongan di atas saling bereaksi tanpa melalui prosedur contoh di atas.
Jika:
Golongan IA = A; Golongan IIA = B; Golongan IIIA = C; Golongan VIA = D; dan Golongan VIIA = E; maka diperoleh senyawa ion berikut.

Unsur / Gol


D / VIA

E / VIIA

A / IA


A2D


AE

B / IIA

AD

AE2

C / IIIA

A2D3

AE3

Apakah ikatan ion hanya terjadi pada ion-ion monoatomik seperti yang dijelaskan pada contoh di atas?

Ikatan ion tidak hanya terbatas pada unsur-unsur yang mudah melepas dan menerima electron, tapi juga bisa terjadi pada ion-ion poliatomik. Beberapa contoh ion-ion poliatomik adalah ammonium NH4+ ;nitrat NO3-sulfat SO42-karbonat CO32-fosfat PO43-, dsb. (Berbagai jenis kation dan anion dapat Anda lihat di sini atau langsung mengunduh filenya di sini).
Contoh pembentukan ikatan ion antara ion monoatomik dengan ion poliatomik:
1. K+ dengan NO3-
K+ | melepas 1e
NO3- | menerima 1e
Sehingga senyawa ion yang terbentuk:
K+ + NO3- --> KNO3  
2. Ca2+ dengan NO3-
Ca2+ | melepas 2e | x 1
NO3- | menerima 1e | x 2
Sehingga senyawa ion yang terbentuk:
Ca2+ + 2NO3- --> Ca(NO3)2  
3. Na+ dengan SO42-
Na+ | melepas 1e | x 2
SO42- | menerima 2e | x 1
Sehingga senyawa ion yang terbentuk:
2Na+ + SO42- --> Na2SO4  
4. Mg2+ dengan CO32-
Mg2+ | melepas 2e
CO32- | menerima 2e
Sehingga senyawa ion yang terbentuk:
Mg2+ + CO32- --> MgCO3  
5. Li+ dengan PO43-
Li+ | melepas 1e | x 3
PO43- | menerima 3e | x 1
Sehingga senyawa ion yang terbentuk:
3Li+ + PO43- --> Li3PO4  

Sumber : http://www.jejaringkimia.web.id/2011/10/memahami-pembentukan-ikatan-ion.html

Ikatan Kimia dan Kestabilan Atom


Sahabat belajART - Unsur-unsur yang ada di alam pada umumnya tidak terdapat dalam bentuk bebas. Contoh logam besi Fe terdapat dalam mineral hematite Fe2O3magnetit Fe3O4, maupun Limonit HFeO2. Contoh lain adalah logam tembaga Cu terdapat dalam mineral kalkopirit CuFeS2, logam Cobalt Co dalam mineral cobaltit CoAsS, logam Litium dalam mineral spodumen LiAlSi2O6, dan logam natrium dalam air laut maupun NaCl.

Tidak hanya logam, non logam juga terdapat dalam bentuk mineralnya seperti:

1. belerang S dalam kelompok mineral sulfate (contoh mineral gypsum CaSO4. 2H2O)
2. fosfor F dalam kelompok mineral fosfat (contoh mineral chlorapatite Ca5(PO4)3(OH,F,Cl)
3. Chlorine dalam kelompok mineral halida (contoh mineral carnalite KMgCl3. 6H2O) dsb.

Dari penjelasan singkat di atas maka timbul pertanyaan seperti ini “Mengapa unsure jarang ditemukan dalam bentuk bebas?”

Penjelasan berikut akan menjawab pertanyaan di atas.

Jika berpatokan pada kalimat pertama di atas yang menyatakan bahwa “… pada umumnya unsure tidak terdapat dalam bentuk bebas”. Kalimat ini mengindikasikan bahwa terdapat satu kelompok atau golongan unsure yang keberadaannya bebas atau stabil di alam. Stabil dalam arti tidak terdapat dalam bentuk mineral atau bersenyawa atau bereaksi dengan unsure/atom lain melainkan berdiri sendiri. Kelompok/golongan unsure apakah yang dimaksud? Golongan unsure yang dimaksud adalah golongan VIIIA atau golongan unsure gas mulia yaitu Helium, Neon, Argon, Kripton, Xenon, dan Radon. Mengapa unsure-unsur gas mulia dikatakan stabil?

Unsure dikatakan stabil jika jumlah elektron pada kulit terakhirnya (elektrom valensi) memenuhi aturan duplet (max 2 elektron pada kulit terakhir seperti konfigurasi ekektron unsur Helium) dan aturan octet (max 8 elektron pada kulit terakhir). Unsure-unsure gas mulia memenuhi kedua aturan ini. Bagaimana dengan unsure/atom lain selain golongan VIIIA? Untuk menjawab pertanyaan ini, simak beberapa konfigurasi berikut, lalu bandingkan dengan konfigurasi unsure gas mulia/golongan VIIIA.

Tabel 1. Konfigurasi unsure periode 3
  
Tabel 2. Konfigurasi unsure gas mulia
Bagaimana dengan unsure-unsur selain gas mulia? Untuk mencapai kestabilan seperti halnya konfigurasi unsure gas mulia, unsure-unsur yang tidak stabil akan melepas dan/ menerima electron terakhir sehingga akan membentuk ion positif (jika melepas electron) dan/ ion negative (jika menerima elektron).

Table 3 dan 4 berikut menggambarkan proses pembentukan ion positif dan ion negative untuk mencapai kestabilan seperti konfigurasi gas mulia.

Tabel 3. Pembentukan ion positif


Besarnya muatan ion pada ion positif tergantung pada jumlah electron valensi yang dilepaskan.

Table 4. Pembentukan ion negatif


Besarnya muatan ion pada ion negative tergantung pada jumlah electron yang diterima untuk mencapai konfigurasi electron stabil seperti halnya gas mulia.

Bagaimana hubungan antara ikatan kimia dengan kestabilan unsure/atom? Jelas terdapat hubungan antara ikatan kimia dengan kestabilan unsur. Unsur yang tidak stabil akan berikatan dengan unsur lain dengan cara melepas dan/ menerima electron sehingga membentuk suatu senyawa (pada materi selanjutnya akan dijelaskan pada pembahasan tentang pembentukan ikatan ion). Beberapa unsur lain juga menggunakan electron valensinya secara bersama-sama untuk membentuk ikatan kimia (pada materi selanjutnya akan dijelaskan pada pembahasan tentang pembentukan ikatan kovalen).

Kesimpulan akhir : Usaha untuk mencapai suatu kestabilan seperti konfigurasi gas mulia mendorong suatu unsur untuk saling berikatan sehingga terbentuklah suatu senyawa yang stabil.



Sumber : http://www.jejaringkimia.web.id/2011/10/ikatan-kimia-dan-kestabilan-atom.html

Rabu, 21 November 2012

Persamaan Reaksi Kimia (Reaksi Pembakaran Hidrokarbon)

Sahabat belajART - Persamaan reaksi merupakan cara untuk menggambarkan suatu reaksi kimia yang terdiri dari pereaksi (reaktan) dan hasil reaksi (produk reaksi). Persamaan reaksi harus mengikuti hukum perbandingan massa yaitu massa zat sebelum bereaksi dengan hasil reaksi harus sama. Untuk memenuhi hukum kekekalan massa, maka jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi haruslah sama.
Persamaan reaksi kimia secara umum dapat dituliskan sebagai berikut: 
a Ax + b By --> c Cz
Beberapa komponen yang harus diketahui dalam mempelajari persamaan reaksi kimia adalah sebagai berikut: 
A, B, dan C adalah zat-zat pereaksi (A dan B) dan hasil reaksi (C) 
x, y, dan z adalah indeks (jumlah atom zat) 
a, b, dan c adalah koefisien reaksi 
+ artinya bereaksi 
Tanda --> artinya menghasilkan

Perhatikan dua reaksi pembentukan H2O berikut: 
Reaksi 1: H2 + O2 --> H2O
Reaksi 2: 2 H2 + O2 --> 2 H2O
Di mana letak perbedaan reaksi di atas? Pada reaksi pertama jumlah atom O sebelum reaksi dan sesudah reaksi berbeda (tidak memenuhi hukum perbandingan massa), sedangkan pada reaksi 2 jumlah atom H dan O sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (memenuhi hukum perbandingan massa). Reaksi 1 kita kenal sebagai reaksi belum setara, sedangkan reaksi 2 kita kenal sebagai reaksi sudah setara.
Secara umum, langkah-langkah dalam menyetarakan persamaan reaksi kimia adalah sebagai berikut: 
1. Tuliskan persamaan reaksi yang belum setara
2. Tentukan jumlah atom-atom di ruas kiri dan kanan panah
3. Setarakan jumlah atom setiap unsure atau senyawa di ruas kiri dan kanan
4. Periksa kembali jumlah atom di ruas kiri dan kanan
5. Berikan wujud zat/materinya (padat, cair, gas, maupun larutan).

Contoh Persamaan Reaksi Kimia berdasarkan Jenis Reaksinya.

Berikut saya akan menyajikan beberapa contoh penyetaraan reaksi kimia berdasarkan jenis reaksi kimia yang terjadi.
a. Reaksi pembakaran gas 
Reaksi pembakaran gas adalah reaksi antara hidrokarbon dengan oksigen menghasilkan CO2 (jika oksigen cukup) dan H2O (uap air).

Prosedur dalam menyetarakan reaksi pembakaran gas adalah sebagai berikut: 
1. Tuliskan persamaan reaksi belum setara 
2. Setarakan jumlah C 
3. Setarakan jumlah H 
4. Terakhir setarakan jumlah O 
5. Tuliskan persamaan reaksi setara beserta wujud masing-masing zat
Contoh 1:
Pembakaran gas propana C3H8 dengan gas Oksigen berlebih menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air. Tuliskan persamaan reaksinya!
  
C3H8 + O2 --> CO2 + H2O (reaksi belum setara)
Tahap pertama: setarakan jumlah atom C (kiri 3; kanan 1), agar jumlahnya sama dengan ruas kiri, maka persamaan reaksi menjadi:
C3H8 + O2 --> 3 CO2 + H2O
Tahap kedua: setarakan jumlah atom H (kiri 8; kanan 2), agar jumlahnya sama dengan ruas kiri, maka persamaan reaksi menjadi: 
C3H8 + O2 --> 3 CO2 + 4 H2O (4 x 2 atom H pada H2O)
Tahap ketiga: setarakan jumlah atom O (kiri 2; kanan 3 x 2 atom O pada CO2, dan 4 x 1 atom O pada H2O
sehingga menjadi 10 ), agar jumlahnya sama dengan ruas kiri, maka persamaan reaksi menjadi: 
C3H8 + 5 O2 --> 3 CO2 + 4 H2O (5 x 2 atom O pada O2)
Dari ketiga tahapan di atas maka dapat ditulis persamaan reaksi setara sebagai berikut: 
C3H8 + 5 O2 --> 3 CO2 + 4 H2O
Terakhir menambahkan wujud dari masing-masing zat, sehingga menjadi: 
C3H8(g) + 5 O2(g) --> 3 CO2(g) + 4 H2O(g)
Contoh 2: 
Pembakaran gas butena dengan oksigen menghasilkan gas Carbon monoksida dan uap air. Tuliskan persamaan reaksinya!
1. Tuliskan persamaan reaksi belum setara 
C4H8 + O2 --> CO + H2O
2. Setarakan jumlah C 
C4H8 + O2 --> 4 CO + H2O
3. Setarakan jumlah H 
C4H8 + O2 --> 4 CO + 4 H2O
4. Setarakan jumlah O 
C4H8 + 4 O2 --> 4 CO + 4 H2O
5. Terakhir tuliskan reaksi setara serta wujud zat 
C4H8(g) + 4 O2(g) --> 4 CO(g) + 4 H2O(g)

Sumber : http://www.jejaringkimia.web.id/2011/10/persamaan-reaksi-kimia.html

Persamaan Reaksi Kimia antara Larutan Asam dan Basa

Sahabat belajART - Asam basa merupakan dua larutan yang menghasilkan ion jika dilarutkan dalam air (Asam Basa Arrhenius). Dikatakan asam jika larutan tersebut menghasilkan ion H+ dan sisa asamnya berupa non logam.


HA --> H+ + A- (A- merupakan sisa asam/non logam).
Sedangkan basa merukapakan larutan yang menghasilkan ion OH- dan sisa basanya berupa logam (golongan IA, IIA, Al dan Fe).


BOH --> B+ + OH- (B+ merupakan sisa basa/logam).

Secara umum reaksi asam basa adalah sebagai berikut:


HA + BOH --> BA + H - OH (BA merupakan garam)

Untuk mempermudah dalam menyetarakan reaksi asam basa, maka saya membaginya dalam 4 kelompok.



Kelompok 1: Larutan asam yang bervalensi 1 (misalnya HCl, HBr, HNO3) dan basa bervalensi 1 (misalnya NaOH, LiOH, KOH); Larutan asam yang bervalensi 2 (misalnya H2S, H2SO4, H2CO3) dan basa bervalensi 2 {Mg(OH)2, Ca(OH)2, Be(OH)2}.

Jika kedua larutan yang bervalensi sama saling berikatan, maka penyetaraan hanya dilakukan pada jumlah atom H pada ruas kiri dan kanan (khusus untuk asam basa bervalensi lebih dari 1)

Contoh 1 (Valensi 1): tuliskan persamaan reaksi antara larutan asam clorida dengan larutan natrium hidroksida yang menghasilkan larutan natrium clorida dan air.
HCl(aq) + NaOH(aq) --> NaCl(aq) + H2O(l)

Contoh 2 (Valensi 2): tuliskan persamaan reaksi antara larutan asam sulfat dengan larutan calsium hidroksida yang menghasilkan larutan calsium sulfat dan air.
H2SO4(aq) + Ca(OH)2(aq) --> CaSO4(aq) + 2 H2O(l)



Kelompok 2: Larutan asam yang bervalensi lebih dari 1 (misalnya H2SO4, H2S, H3PO4) sedangkan basa bervalensi 1 (NaOH, KOH, LiOH).

Aturan yang dipakai dalam menyetarakan reaksi asam basa adalah sebagai berikut:
1. Tuliskan persamaan reaksi belum setara
2. Setarakan jumlah sisa basa (logam) pada garam
3. Setarakan jumlah atom H pada kedua ruas
4. Tuliskan persamaan reaksi setara serta wujud zatnya.

Contoh 1: tuliskan persamaan reaksi antara larutan asam sulfat dengan larutan natrium hidroksida yang menghasilkan larutan natrium sulfat dan air.
1. Tuliskan persamaan reaksi belum setara

H2SO4 + NaOH --> Na2SO4 + H2O

2. Setarakan jumlah sisa basa (logam) pada garam: yaitu Na
H2SO4 + 2 NaOH --> Na2SO4 + H2O

3. Setarakan jumlah atom H pada kedua ruas
H2SO4 + 2 NaOH --> Na2SO4 + 2 H2O

4. Tuliskan persamaan reaksi setara serta wujud zatnya.
H2SO4(aq) + 2 NaOH(aq) --> Na2SO4(aq) + 2 H2O(l)

Contoh 2: tuliskan persamaan reaksi antara larutan asam posfat dengan larutan kalium hidroksida yang menghasilkan larutan kalium posfat dan air.
 1. Tuliskan persamaan reaksi belum setara
H3PO4 + KOH --> K3PO4 + H2O

2. Setarakan jumlah sisa basa (logam) pada garam: yaitu K
 H3PO4 + 3 KOH --> K3PO4 + H2O

3. Setarakan jumlah atom H pada kedua ruas
H3PO4 + 3 KOH --> K3PO4 + 3 H2O

4. Tuliskan persamaan reaksi setara serta wujud zatnya.
H3PO4(aq) + 3 KOH(aq) --> K3PO4(aq) + 3 H2O(l)


Kelompok 3: Larutan asam yang bervalensi 1 (misalnya HCl, HBr, HNO3) sedangkan basa bervalensi lebih dari 1 {Ca(OH)2, Mg(OH)2, Al(OH)3}.

Aturan yang dipakai dalam menyetarakan reaksi asam basa adalah sebagai berikut:
1. Tuliskan persamaan reaksi belum setara
2. Setarakan jumlah sisa asam (non logam) pada garam
3. Setarakan jumlah atom H pada kedua ruas
4. Tuliskan persamaan reaksi setara serta wujud zatnya.

Contoh 1: tuliskan persamaan reaksi antara larutan asam clorida dengan larutan magnesium hidroksida yang menghasilkan larutan magnesium clorida dan air.
1. Tuliskan persamaan reaksi belum setara

HCl + Mg(OH)2 --> MgCl2 + H2O

2. Setarakan jumlah sisa asam (non logam) pada garam: yaitu Cl
2 HCl + Mg(OH)2 --> MgCl2 + H2O

3. Setarakan jumlah atom H pada kedua ruas
2 HCl + Mg(OH)2 --> MgCl2 + 2 H2O

4. Tuliskan persamaan reaksi setara serta wujud zatnya.
2 HCl(aq) + Mg(OH)2(aq) --> MgCl2(aq) + 2 H2O(l)

Contoh 2: tuliskan persamaan reaksi antara larutan asam nitrat dengan larutan aluminium hidroksida yang menghasilkan larutan aluminium nitrat dan air.
1. Tuliskan persamaan reaksi belum setara
HNO3 + Al(OH)3 --> Al(NO3)3 + H2O

2. Setarakan jumlah sisa asam pada garam: yaitu NO3
3 HNO3 + Al(OH)3 --> Al(NO3)3 + H2O

3. Setarakan jumlah atom H pada kedua ruas
3 HNO3 + Al(OH)3 --> Al(NO3)3 + 3 H2O

4. Tuliskan persamaan reaksi setara serta wujud zatnya.
3 HNO3(aq) + Al(OH)3(aq) --> Al(NO3)3(aq) + 3H2O(l)



Kelompok 4: Larutan asam bervalensi 2 (misalnya H2S, H2SO4, H2CO3) sedangkan basa bervalensi 3 {Fe(OH)3, Al(OH)3}; atau Larutan asam bervalensi 3 (H3PO4) sedangkan basa bervalensi 2 {Mg(OH)2, Ca(OH)2}

Aturan yang dipakai dalam menyetarakan reaksi asam basa adalah sebagai berikut:
1. Tuliskan persamaan reaksi belum setara
2. Setarakan jumlah sisa asam pada garam
3. Setarakan jumlah sisa basa pada garam
4. Setarakan jumlah atom H pada kedua ruas
5. Tuliskan persamaan reaksi setara serta wujud zatnya.

Contoh 1: tuliskan persamaan reaksi antara larutan asam karbonat dengan larutan aluminium hidroksida yang menghasilkan larutan magnesium clorida dan air.
1. Tuliskan persamaan reaksi belum setara
H2CO3 + Al(OH)3 --> Al2(CO3)3 + H2O

2. Setarakan jumlah sisa asam pada garam: yaitu CO3
3 H2CO3 + Al(OH)3 --> Al2(CO3)3 + H2O

3. Setarakan jumlah sisa basa pada garam: yaitu Al
3 H2CO3 + 2 Al(OH)3 --> Al2(CO3)3 + H2O

4. Setarakan jumlah atom H pada kedua ruas
3 H2CO3 + 2 Al(OH)3 --> Al2(CO3)3 + 6 H2O

5. Tuliskan persamaan reaksi setara serta wujud zatnya.
3 H2CO3(aq) + 2 Al(OH)3(aq) --> Al2(CO3)3(aq) + 6 H2O(aq)

Contoh 2: tuliskan persamaan reaksi antara larutan asam posfat dengan larutan magnesium hidroksida yang menghasilkan larutan magnesium posfat dan air.
1. Tuliskan persamaan reaksi belum setara
H3PO4 + Mg(OH)2 --> Mg3(PO4)2 + H2O

2. Setarakan jumlah sisa asam pada garam: yaitu PO4
2 H3PO4 + Mg(OH)2 --> Mg3(PO4)2 + H2O

3. Setarakan jumlah sisa basa pada garam: yaitu Mg
2 H3PO4 + 3 Mg(OH)2 --> Mg3(PO4)2 + H2O

4. Setarakan jumlah atom H pada kedua ruas
2 H3PO4 + 3 Mg(OH)2 --> Mg3(PO4)2 + 6 H2O

5. Tuliskan persamaan reaksi setara serta wujud zatnya.
2 H3PO4(aq) + 3 Mg(OH)2(aq) --> Mg3(PO4)2(aq) + 6 H2O(aq)

Sumber : http://www.jejaringkimia.web.id/2011/10/persamaan-reaksi-kimia-antara-larutan.html